ANGSA BERTELUR EMAS
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang petani miskin yang bernama Harun, sehari-harinya ia hanya ditemani oleh istri tercintanya yang bernama Aisah. .Desa mereka bernama Desa Mangku Bumi. Mereka hidup sangat prihatin, mereka tinggal di sebuah gubuk yang yang terbuat dari bambu. Atap rumah mereka pun sudah banyak yang bocor sehingga kalau malam tiba angin bertiup masuk melalui celah – celah atap membuat mereka menggigil kedinginan. Dan kalau hujan deras datang , air hujan akan masuk kedalam rumah mereka, membuat mereka tidak dapat tidur karena tidak ada lagi tersisa tempat yang nyaman bagi mereka tidur. Tapi karena ia seorang yang jujur, sekalipun hidup miskin mereka hidup bahagia.
Rumah kecil mereka mempunyai halaman yang sempit, yang sengaja mereka sisakan untuk ditanami bermacam tanaman obat dan sayuran yang biasanya mereka perlukan, juga terdapat sebuah kandang untuk seekor angsa peliharaan mereka. Angsa itu merupakan satu-satunya yang berharga bagi mereka, jadi angsa itu sangat mereka sayangi. Angsa itu mereka beri nama Si Putih, karena bulunya yang putih bercahaya.
Pada suatu hari, ketika petani pergi ke kandang angsa tersebut, dia menemukan sebutir telur emas di dalam kandang angsanya. Dengan sangat gembira ia bergegas menemui istrinya untuk memperlihatkan telur emas itu. Melihat apa yang ditunjukkan suaminya, si istri berteriak kegirangan, “Kita akan menjadi kaya. Telur ini benar-benar emas murni!” Kata istrinya sambil menimang-nimang telur emas itu.
Pada hari setelah mereka mendapatkan telur tersebut, Aisah mencoba merenungkan apa yang telah terjadi, dan berpikir seandainya mereka bisa lebih cepat mendapatkan terlur emas tersebut , sehingga mereka dapat lebih cepat membangun rumah mereka dan membeli banyak sawah untuk mereka garap, tanpa harus menunggu waktu sang angsa itu bertelur. Setelah cukup lama berpikir Aisah mempunyai ide bagaimana jika mereka sembelih saja angsa tersebut dan kita belah indung telurnya, pasti akan banyak telur emas di dalam indung telurnya dan kita akan menjadi kaya.” Harun merasa idea Aisah itu merupakan idea yang sangat bagus, maka tanpa membuang waktu lagi, mereka segera menangkap angsa tersebut, menyembelihnya, dan membuka indung telurnya. Akan tetapi mereka sangat kecewa karena tidak mendapati satu butir telur emas pun di dalam indung telurnya. Petani dan istrinya kini sedih dan sangat menyesal. Raut mukanya menunjukkan kesedihan yang amat mendalam. Harapan untuk mempunyai rumah yang bagus, serta sawah yang banyak tidak dapat menjadi kenyataan. Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita tersebut ialah “ Syukurilah segala sesuatu yang telah diberikan Tuhan kepada kita, Sikap serakah hanya akan mendatangkan keburukan kepada kita sendiri.
No comments:
Post a Comment